Kamis, 21 November 2013

Pendampingan Anak Usia Labil



Pendampingan Anak Usia Labil

Oleh: Anisa Susilawati

Dewasa ini sudah sangat bias antara kehidupan orang dewasa dengan kehidupan anak remaja, dikatakan seperti itu karena ruang lingkup kehidupan orang dewasa lebih ke arah hal yang batasannya kembali pada individu dewasa itu sendiri. Ada sebuah pernyataan bahwa seorang individu yang dikatakan dewasa, dia sudah bisa membedakan mana hal yang baik dan hal yang buruk, yang pantas dilakukan dan tidak pantas dilakukan. Dari pernyataan nantinya akan ditarik kesimpulan bahwa seorang individu dewasa sudah mahir membatasi diri dari hal yang berdampak negatif bagi dirinya. Itulah sekilas gambaran yang mudah terlihat tentang kehidupan individu dewasa.
Hal yang menjadi perbedaan antara kehidupan orang dewasa dengan anak muda ialah dari batasan itu pula, jika orang dewasa sudah mahir membatasi diri dari hal yang berdampak negatif. Lain hal dengan anak remaja yang dari segi pembawaan diri saja mereka masih suka berubah-ubah atau lebih dikenal dengan keadaan labil. Kehidupan mereka terkadang bisa berjalan sesuai koridor yang semestinya, terkadang pula menyimpang dari yang semestinya. Hal ini yang bisa mencerminkan keadaan labil dari sosok seorang anak remaja, untuk masalah membatasi diri sudah bisa tergambarkan bahwa mereka belum sepenuhnya bisa membatasi diri dari hal-hal yang berdampak negatif bagi diri mereka.
Peran orang kedua setelah diri mereka sendiri sangat dibutuhkan dalam hal ini, contohnya saja orang tua dalam keluarga, dan guru dalam aktifitas belajar di sekolah. Peran mereka dalam hal membatasi diri ini sangat penting, remaja memang status yang berada satu tingkat di atas setelah anak-anak, di masa remaja seseorang mulai bisa mengeksplor diri dalam lingkungan sosialnya. Mengenal lebih banyak orang dalam ruang lingkup pertemanan, lebih banyak  kesenangan dalam hal berkegiatan, dan juga senang mencoba hal-hal baru dalam hidupnya. Namun yang menjadi perhatian adalah pada saat mereka tidak dapat membedakan hal mana yang membawa dampak positif dan hal mana yang membawa dampak negatif bagi kehidupan mereka.
Dari sifat remaja yang lebih banyak kesenangan dalam  hal berkegiatan dan juga senang mencoba hal-hal baru inilah yang bisa menjerumuskan mereka pada sebuah hal yang sifatnya negatif. Mengapa dikatakan demikian, karena pada umumnya remaja bisa sangat tertarik untuk mencoba life style dari orang dewasa, seperti mencoba gaya berpenampilan, berbicara, bahkan sampai gaya berprilaku mereka yang sangat menduplikasi orang dewasa. Contoh lainnya yaitu gaya berpacaran anak remaja sekarang ini sudah menduplikasi juga gaya hubungan pasangan dewasa yang cenderung berlebihan. Bahkan anak usia labil ini sudah banyak yang meniru gaya hubungan yang bersifat intim dari pasangan suami istri, seperti kasus yang terjadi di SMPN 4 Jakarta yang menjadi buah bibir sekarang ini di kalangan masyarakat umum.
Menurut berita yang telah di baca kasus itu menerangkan bahwa siswa siswi SMP kelas 8 dan 9 yang ikut terlibat kasus asusila tersebut, yang lebih mengagetkannya lagi bahwa yang terlibat ada 10 siswa. 2 orang melakukan tindakan yang tidak senonoh, dan selebihnya merekam, dan menonton langsung kejadian itu, tidak ada rasa malu untuk melakukan hal yang tidak baik di depan teman-temannya.
Guru harus mengoreksi atau mengevaluasi diri mengapa kasus itu bisa terjadi oleh siswa dan siswi yang diajarnya. Guru merupakan orang tua di sekolah seharusnya dia lebih memahami karakter, pergaulan siswanya apalagi di lingkungan sekolah. Kasus itu terjadi saat jam salat Jumat, hal ini membuktikan bahwa lemahnya pengawasan guru di lingkungan sekolah. Dalam hal ini guru wajib memberikan pengarahan dan membicarakan dengan baik-baik kepada siswa siswi yang terlibat, agar tidak mengulangi hal serupa. Dan guru harus mendampingi agar siswa lain tidak mengucilkan siswa yang telah terlibat, karena itu akan menjadi hukuman sosial yang berat untuk dihadapi pelaku. Pendampingan orangtua pun dirasa sangat perlu. Karena dalam keadaan genting anak usia labil cenderung akan kembali ke rumah untuk mencari kenyamanan.(Mahasiswa Pendidikan Geografi, Unisma Bekasi)



 Gambar:  Terbitan Koran Radar Bekasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar