Pendampingan Anak Usia Labil
Oleh: Anisa Susilawati
Dewasa
ini sudah sangat bias antara kehidupan orang dewasa dengan kehidupan anak
remaja, dikatakan seperti itu karena ruang lingkup kehidupan orang dewasa lebih
ke arah hal yang batasannya kembali
pada individu dewasa itu sendiri.
Ada
sebuah pernyataan bahwa seorang individu yang dikatakan dewasa, dia sudah bisa
membedakan mana hal yang baik dan hal yang buruk, yang pantas dilakukan dan
tidak pantas dilakukan. Dari pernyataan nantinya akan ditarik kesimpulan bahwa
seorang individu dewasa sudah mahir membatasi diri dari hal yang berdampak
negatif bagi dirinya.
Itulah
sekilas gambaran yang mudah terlihat tentang kehidupan individu dewasa.
Hal
yang menjadi perbedaan antara kehidupan orang dewasa dengan anak muda ialah
dari batasan itu pula, jika orang dewasa sudah mahir membatasi diri dari hal
yang berdampak negatif.
Lain
hal dengan anak remaja yang dari segi pembawaan diri saja mereka masih suka
berubah-ubah atau lebih dikenal dengan keadaan labil. Kehidupan mereka terkadang bisa
berjalan sesuai koridor yang semestinya, terkadang pula menyimpang dari yang
semestinya. Hal ini yang bisa mencerminkan keadaan labil dari sosok seorang
anak remaja, untuk masalah membatasi diri sudah bisa tergambarkan bahwa mereka
belum sepenuhnya bisa membatasi diri dari hal-hal yang berdampak negatif bagi
diri mereka.
Peran
orang kedua setelah diri mereka sendiri sangat dibutuhkan dalam hal ini,
contohnya saja orang tua dalam keluarga, dan guru dalam aktifitas belajar di
sekolah. Peran mereka dalam hal membatasi diri ini sangat penting, remaja
memang status yang berada satu tingkat di atas setelah anak-anak, di masa remaja seseorang mulai bisa
mengeksplor diri dalam lingkungan sosialnya. Mengenal lebih banyak orang dalam
ruang lingkup pertemanan, lebih banyak
kesenangan dalam hal berkegiatan, dan juga senang mencoba hal-hal baru
dalam hidupnya. Namun yang menjadi perhatian adalah pada saat mereka tidak
dapat membedakan hal mana yang membawa dampak positif dan hal mana yang membawa
dampak negatif bagi kehidupan mereka.
Dari
sifat remaja yang lebih banyak kesenangan dalam
hal berkegiatan dan juga senang mencoba hal-hal baru inilah yang bisa
menjerumuskan mereka pada sebuah hal yang sifatnya negatif. Mengapa dikatakan
demikian, karena pada umumnya remaja bisa sangat tertarik untuk mencoba life style dari orang dewasa, seperti mencoba gaya
berpenampilan, berbicara, bahkan sampai gaya berprilaku mereka yang sangat
menduplikasi orang dewasa.
Contoh
lainnya yaitu gaya berpacaran anak remaja sekarang ini sudah menduplikasi juga
gaya hubungan pasangan dewasa yang
cenderung berlebihan. Bahkan anak usia labil ini sudah banyak yang
meniru gaya hubungan yang bersifat intim dari pasangan suami istri, seperti kasus yang terjadi di SMPN
4 Jakarta yang menjadi buah bibir sekarang ini di kalangan masyarakat umum.
Menurut
berita yang telah di baca kasus itu menerangkan bahwa siswa siswi SMP kelas 8
dan 9 yang ikut terlibat kasus asusila tersebut, yang lebih mengagetkannya lagi
bahwa yang terlibat ada 10 siswa. 2 orang
melakukan tindakan yang tidak senonoh, dan selebihnya merekam, dan menonton
langsung kejadian itu, tidak ada rasa malu untuk melakukan hal yang tidak baik
di depan teman-temannya.
Guru
harus mengoreksi atau mengevaluasi diri mengapa kasus itu bisa terjadi oleh
siswa dan siswi yang diajarnya. Guru merupakan orang tua di sekolah seharusnya
dia lebih memahami karakter, pergaulan siswanya apalagi di lingkungan sekolah.
Kasus itu terjadi saat jam salat Jumat, hal ini membuktikan bahwa lemahnya
pengawasan guru di lingkungan sekolah. Dalam hal ini guru wajib memberikan pengarahan dan
membicarakan dengan baik-baik kepada siswa siswi yang terlibat, agar tidak
mengulangi hal serupa. Dan
guru harus mendampingi agar siswa lain tidak mengucilkan siswa
yang telah terlibat, karena
itu akan menjadi hukuman
sosial yang berat untuk dihadapi pelaku. Pendampingan orangtua pun dirasa
sangat perlu. Karena dalam keadaan genting anak usia labil cenderung akan
kembali ke rumah untuk mencari kenyamanan.(Mahasiswa
Pendidikan Geografi, Unisma Bekasi)
Gambar: Terbitan Koran Radar Bekasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar